Malang – Jumat (01/08), mahasiswa magang Bapas Malang dari Universitas Negeri Malang (UM) menggelar sosialisasi psikoedukasi bertemakan mencegah potensi residivis dilaksanakan di aula Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Malang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengembangan diri guna menguatkan regulasi diri para warga binaan. Dalam melaksanakan kegiatan ini, mahasiswa magang ditemani oleh Pembimbing Kemasyarakatan Bapas Kelas I Malang, Nurul Farida.
Berdasarkan pemaparan dari pemateri sosialisasi, masih cukup banyak tindak residivis yang terjadi di kalangan masyarakat khususnya kota Malang itu sendiri. Hampir sekitar 30% dari total narapidana yang menjalani pembinaan, telah melakukan tindak residivisme. Kasubsi Bimkeswat Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Malang menegaskan, “Semenjak tahun 2020, pra dan pasca pandemi, kriminalitas semakin meningkat hingga over kapasitas, ini juga disebabkan karena banyaknya perilaku residivis yang juga meningkat”, ujarnya.
Berdasarkan kajian lebih mendalam, salah satu mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang mengajukan izin terintegrasi kepada Balai Pemasyarakatan Kelas I Malang untuk menggelar program intervensi guna memberikan pemahaman kepada para WBP terkait apa itu residivis dan bagaimana agar terhindar dari tindakan haram tersebut. Program ini banyak pihak terkait sangat antusias termasuk Balai Pemasyarakatan Kelas I Malang selaku penghubung dan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Malang sebagai tempat dilaksanakannya psikoedukasi. “Kami mengundang sekitar 30-40 warga binaan untuk menjadi target psikoedukasi, sebelumnya kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak kampus terkait materi apa yang akan disampaikan nantinya” Ujar Dini mahasiswa psikologi UM yang menjadi pelopor psikoedukasi tersebut.
Kegiatan dimulai pada pagi hari sekitar 10.00, dihadiri oleh pihak dari Balai Pemasyarakatan Kelas I Malang dan pegawai dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Malang. Psikoedukasi dimulai dengan sambutan pelaksana sembari memberikan lembar Pre-test oleh mahasiswa kepada WBP untuk mengukur sejauh mana pemahaman WBP terhadap pencegahan residivis. Selanjutnya, pemberian materi oleh Dini Salsabila Ramadhani tentang bagaimana meningkatkan memandang, menilai, dan memaknai diri sendiri dengan regulasi diri. Kegiatan juga diiringi dengan tawa candaan melalui ice breaking guna memecah suasana agar tidak monoton. Setelahnya para WBP dihimbau untuk menjawab pertanyaan analisis kasus yang telah disesuaikan dengan konteks permasalahan yang ada di sekitar. Acara diakhiri dengan penarikan kesimpulan, dan pemberian lembar Post-Test guna melihat sejauh mana peserta sudah memahami materi yang diberikan.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat, saya dan teman-teman disini jadi lebih memahami bahaya tindak residivisme dan bagaimana mencegahnya, semoga kedepannya bisa diadakan kembali” begitu kata salah satu WBP perempuan sebagai peserta psikoedukasi. Psikoedukasi yang diberikan oleh mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang adalah bentuk dari hasil luaran program Magang MBKM yang dilakukan di instansi Balai Pemasyarakatan Kelas I Malang. Hal tersebut merupakan upaya intervensi sebagai produk yang bisa memberikan manfaat ke khalayak umum khususnya lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Malang.
Tak sampai disitu, evaluasi akhir terkait pelaksanaan psikoedukasi juga akan dibuat. Hal ini guna mendapat gambaran dan landasan teoritis untuk perbaikan jika ada yang harus dikembangkan lebih lanjut mengenai topik pencegahan tindak residivisme di masa yang akan datang. “Tahun depan, akan diadakan kembali program intervensi seperti ini. Mahasiswa sebagai orang ketiga sangat dibutuhkan untuk lebih jauh memberikan bantuan penguraian masalah-masalah yang ada di lingkup pemasyarakatan,” Ujar Kasubsi Bimkeswat Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Malang.